Selasa, 13 Agustus 2013

Backpacker


Pengertian Backpacker
Backpacker adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain baik di negara sendiri atau negara lain dengan biaya yang ditekan seirit mungkin. Mereka tidak hanya bertujuan untuk mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah di jangkau sebelumnya, tetapi juga bergaul dan mencoba memahami budaya setempat. Umumnya, para backpackermengenakan tas ransel untuk membawa perbekalan dan memanfaatkan berbagai moda transportasi yang murah dalam perjalanannya. 

(Kompas: 15 Mei 2010) 

Macam-Macam Backpacker
 
Flashpacker
Flashpacker adalah kata baru digunakan untuk merujuk ke backpacker makmur. Sedangkan Backpacking secara tradisional dikaitkan dengan anggaran dan tujuan perjalanan yang relatif murah, flashpacking memiliki asosiasi dari pendapatan lebih saat bepergian dan telah didefinisikan hanya sebagai Backpacking dengan anggaran yang lebih besar.

Definisi sederhana dari istilah Flashpacker dapat dianggap sebagai Backpacking dengan flash, atau gaya. Salah satu aliran pemikiran mendefinisikan flashpacker sebagai segmen yang berkembang pesat wisatawan yang mematuhi anggaran akomodasi sederhana dan makan, sementara belanja bebas, bahkan berlebihan, untuk kegiatan di tempat tujuan yang mereka pilih. Sekolah lain pemikiran mendefinisikan flashpacking sebagai campuran ganjil dari 'slumming itu dan kemewahan; perjalanan petualangan dengan orang-orang pada siang hari dan anggaran tenang dan nyaman akomodasi makan malam. Flashpackers telah ditetapkan lebih lanjut sebagai petualang tech-savvy yang sering lebih memilih untuk melakukan perjalanan dengan ponsel, kamera digital, iPod dan laptop, meskipun tidak ada yang diperlukan untuk menjadi seorang flashpacker. Seperti bentuk-bentuk lain dari perjalanan, istilah flashpacker terutama salah satu dari identifikasi diri. Asal istilah itu sendiri tidak jelas. 

Istilah ini juga mencerminkan pertumbuhan demografis wisatawan yang mengabaikan diselenggarakan perjalanan tradisional, bertualang ke berbagai tujuan setelah cadangan Backpackers lebih petualang, dan meningkatnya jumlah orang yang meninggalkan pekerjaan dengan baik dibayar atau istirahat karir, menggunakan waktu untuk perjalanan secara mandiri, tapi dengan kenyamanan yang lebih besar dan banyak gadget mereka terbiasa di rumah. Akibatnya, hostel yang berkembang dan menawarkan akomodasi yang lebih up-pasar dan fasilitas untuk mereka yang masih bepergian pada anggaran untuk mendapatkan bisnis mereka. Pihak Perhotelan telah menyadari kebutuhan untuk berkembang dalam rangka memenuhi tuntutan perubahan wisatawan. 

Gap-packer
"Gap-packer" adalah kata baru yang digunakan biasanya untuk merujuk kepada orang-orang yang backpack ke beberapa negara dalam waktu singkat sedangkan pada tahun kesenjangan antara sekolah dan universitas, atau antara universitas dan pekerjaan pertama mereka.

Megaloping
Megaloping adalah kata baru untuk menyebut Backpacking hanya menggunakan angkutan umum.

Budaya
Penting dalam backpacking adalah rasa keaslian. Backpacking dianggap sebagai lebih dari berlibur, tetapi sarana pendidikan. Backpackers ingin mengalami "sebenarnya" tujuan dan bukan versi paket yang sering dikaitkan dengan pariwisata massal, yang telah menyebabkan pernyataan yang anti-Backpackers wisata. Ada juga rasa "menyelinap di balik panggung" dan menyaksikan kehidupan nyata dengan keterlibatan lebih banyak dengan masyarakat setempat.

Kritik
Backpacker, seperti bentuk-bentuk lain dari perjalanan, masih kontroversial. Beberapa kritik tanggal kembali ke tindakan travellers 'sepanjang Trail Hippie. Kritik, datang dari berbagai pihak, termasuk negara-negara tuan rumah dan wisatawan lain yang tidak setuju dengan tindakan Backpackers meskipun persepsi Backpackers tampaknya telah ditingkatkan sebagai Backpacking memiliki menjadi lebih mainstream. Erik Cohen catatan bahwa meskipun salah satu tujuan utama backpacking adalah untuk mencari otentik, mayoritas Backpackers menghabiskan sebagian besar waktu mereka berinteraksi dengan backpackers lain dan interaksi dengan penduduk lokal adalah dari "kepentingan sekunder".

Tips dan Trik
Biasanya ada beberapa faktor kendala yang biasa di hadapi, baik dalam team backpacker atau pun solo backpacker, yaitu masalah internal dan masalah eksternal. Internal, tentu alasan-alasan yang datang dari diri kita. Misalnya, secara psikologis kita adalah orang pemalu, nah bagaimana nih bila kita tersesat di jalan terus malu bertanya? atau misalnya alasan internal bahasa Inggris kita parah, gimana dong kalau di luar negeri sementara bahasa Inggris kita payah? Alasan internal lain misalnya terkait kondisi fisik kita, bagaimana misalnya nanti kalau kita sakit di jalan, siapa yang mau menolong? dan lain sebagainya. 
 
Eksternal, ini adalah alasan yang datang dari luar diri kita. Bagaimana bila di jalan ketemu dengan orang jahat di negeri orang? dan lain sebagainya. 

Nah, kalau sudah tahu sumbernya, saya kasih tips deh untuk Anda mengatasi persoalan-persoalan itu. Ini tentu subyektif versi saya, silakan mana yang sesuai dengan kondisi Anda. 

Mengatasi persoalan internal:
1. Bikin itinerary atau rencana perjalanan sedetil mungkin. Bagi cowok atau cewek sekalipun yang suka tantangan, mungkin itinerary bisa dibikin garis besarnya. Tetapi kalau Anda tidak yakin, bikin saja sedetil mungkin. Misalnya mau naik transport dari satu destinasi ke destinasi lain dengan menggunakan apa, mau menginap di mana, dan lain sebagainya. Okelah kita bisa googling, tapi tetap ya antisipasi bila tiba-tiba Anda di suatu tempat tanpa koneksi internet. 

2. Untuk perjalanan ke luar negeri, bila Anda merasa bahasa Inggris payah, jangan takut. Bahasa Inggris saya juga payah, tapi saya tak malu untuk belajar. Paling tidak, tahulah hal-hal yang basic. Bawa kamus juga tidak apa-apa. Banyak traveler dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, misalnya Jepang, China, atau Korea, dan mereka fun aja tuh jalan sendirian meskipun gak bisa bahasa Inggris. Toh kita bisa menggunakan bahasa tarzan kan? hehehehe... =D 

3. Siapkan hal-hal terkait kesehatan kita. Saya selalu membawa obat-obatan dasar: obat sakit perut, obat sakit kepala/pereda nyeri, serta kadang juga bawa obat tetes mata. Obat sakit perut bagi saya penting, karena saya suka mencoba makanan baru, dan belum tentu itu cocok dengan pencernaan saya. Sementara obat sakit kepala, sangat membantu sekali. Saya juga selalu membawa antiseptik cair untuk cuci tangan. 

Mengatasi masalah eksternal:
1. Jangan takut bertanya bila kita tersesat dan kebingungan. Kebanyakan (dan menurut saya ini manusiawi banget) orang akan suka membantu orang asing dari negara berbeda. Seperti kita suka membantu bule gitu deh. hehehe... =D 

2. Jangan mudah percaya dengan orang. Hati-hati dengan orang yang tiba-tiba sangat baik dengan kita. Karena bisa jadi ada udang di balik batu. Ada satu cerita dari teman saya dari Amerika Serikat yang menginap di rumah saya. Saat berada di India, dia bertemu dengan pemuda setempat yang sangat baik dengannya (di awal). Pemuda itu kemudian mengundang teman saya makan malam di rumahnya dengan menu tradisional yang sangat ingin dicoba teman saya. Teman saya menganggap, undangan itu sebagai undangan dari teman baik. Namun, alangkah kagetnya saat selesai makan, pemuda itu meminta duit darinya untuk membayar makan...olala !! dan teman saya membalasnya dengan kalimat "Saya lebih suka bertemu penjahat daripada ketemu kamu. Seburuk-buruknya orang adalah orang jahat yang pura-pura menjadi orang baik, and you are the worst !!" 

3. Jangan menerima pemberian makanan dan minuman secara sembarangan. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam makanan dan minuman itu. 

4. Simpan uang cash dalam beberapa tempat terpisah. Satu ilang, setidaknya Anda masih memiliki yang lain.

5. Jangan pernah lepaskan identitas diri (paspor) dari tangan Anda. Jangan ditinggal di hotel. Hilang paspor adalah bencana. 

6. Bagi traveler cewek, terapkan jam malam. Kalau sudah larut, mending cepat kembali ke penginapan/hotel deh. Beradalah di lingkungan yang banyak orang. Jangan berada di lingkungan sepi atau tidak ada traveler lain. Ini menutup peluang terjadinya tindak kejahatan. 

7. Jangan lupa siapkan nomor-nomor telpon khusus polisi atau institusi terkait keamanan wisatawan. 

8. Kadang-kadang kejahatan juga susah dideteksi. Ukurannya ada di kita. Kalau kita sudah merasa tidak nyaman terhadap lingkungan tertentu, orang tertentu, lebih baik segera tinggalkan dan tidak perlu menunggu hal-hal buruk yang mungkin bakal terjadi. 

9. Making friends. Saya suka sekali berkenalan dengan traveler lain. Apalagi yang solo traveler. Bukan tidak mungkin bisa merencanakan jalan-jalan bareng. Karena bernasib sama, biasanya bisa saling menjaga. Meskipun begitu, jangan lantas cepat percaya juga ya... 

10. Kalau di luar negeri, alangkah bijaknya kita menghubungi Kedutaan Besar RI di wilayah itu, atau setidaknya perwakilan negara kita sekadar memberitahu keberadaan kita. Bila Anda punya kenalan orang Indonesia di negera itu, tentu akan lebih baik. 

Itulah sedikit tips yang mungkin berguna bagi Anda. Jika berniat menjadi solo backpacker pun tidak masalah. Pertanyaannya, apakah traveling secara solo itu menyenangkan? Bagi saya ada plus dan minusnya. Plusnya, kita bisa melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan kita. Gak ada beban atau perasaan tidak enak dengan teman misalnya. Mau pergi kemana juga asyik saja. Gak enaknya, gak ada tukang foto gratisan hahahaha. Tapi toh sekarang kan banyak kamera yang bisa disetel otomatis hehehe, tapi emang sih kurang sreg dibanding difoto orang. 

Intinya jangan takut untuk melakukan sesuatu hal yang tidak biasa kita lakukan. Peka terhadap lingkungan sekitar, cari informasi sedetail dan serinci mungkin, dan terus jelajahi negeri ini. Karena banyak sekali kejutan yang dimilikinya dan kita akan menemukan pengalaman yang berharga dan tak terlupakan. Salam Backpacker =D 

Sumber:
 
 

Minggu, 14 April 2013

Varicella atau Herpes


BAB I
PENDAHULUAN
Varisela merupakan salah satu penyakit sangat menular yang dapat menular dengan sangat cepat. Varisela dapat merupakan penyakit kongenital, menyerang bayi baru lahir,menyerang anak kurang dari 10 tahun terutama usia 5 sampai 9 tahun, bahkan orang dewasa. Pada anak sehat penyakit ini biasanya bersifat jinak, jarang menimbulkan komplikasi dan hanya sedikit yang menderita penylit, tetapi pada status immunitas yang menurun, seperti bayi baru lahir, immunodefisiensi, tumor ganas, dan orang dewasa yang mendapat pengobatan immunosupresan sering menimbulkan komplikasi bahkan menyebabkan kematian.
Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang termasuk golongan Herpes Virus, yaituVaricella Zooster Virus (VZV). Pada kontak pertama virus ini menyebakan penyakit cacar air atau chicken Pox, dan pada reaktivasi infeksi, virus ini menyebabkan penyakit yang disebut sebagai herpes zooster atau shingles.
Pencegahan terhadap varisela dapat dilakukan dengan pemberian immunisasi aktif maupun pasif, dengan demikian maka penderita yang beresiko mendapatkan komplikasi saat menderita penyakit varisela, atau menderita varisela yang cenderung berat dapat diberi immunisasi untuk meningkatkan immunitasnya1 .
Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Herbeden (1967) dan oleh Steiner (1875)yang dapat memindahkan varisela kepada sukarelawan. 1888 von Bokay pertama kali menemukan adanya hubungan antara penyebab varisela dengan Herpes Zoster. 1922 Kudratitz melakukan percobaan skarifikasi yaitu dengan mengambil cairan vesikel dari erupsi zoster yang khas dan diinokulasikan, ternyata mengkibatkan suatu erupsi lokal dan generalisata seperti pada varisela. Paschen (1917) menggambarkan adanya inclusion bodies pada pemeriksaan yang diambil dari dasar vesikel dan menyebutkan bahwa penyebab penyakit varisella adalah sebuah virus, kemudian Willer (1953) menemukan pertumbuhan virus varisela dan Zoster pada kultur jaringan manusia dan didapatkan bahwa keduanya disebabkan oleh virus yang identik1 .
BAB II
VARISELA-ZOOSTER
2.1 Etiologi
Varisela disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV). yang termasuk dalam kelompok Herpes Virus tipe ;. Virus ini berkapsul dengan diameter kira-kira 150-200 nm. Inti virus disebut capsid yang berebntuk ikosahedral, terdiri dari protein dan DNA berantai ganda. Berbentuk suatu garis dengan berat molekul 100 juta dan disusun dari 162 isomer. Lapisan ini bersifat infeksius1,3 .
VZV dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita. Virus ini dapat diinokulasikan dengan menggunakan biakan dari fibroblas paru embrio manusia kemudian dilihat dibawah mikroskop elektron. Di dalam sel yang terinfeksi akan tampak adanya sel raksasa berinti banyak (multinucleated giant cell) dan adanya badan inklusi eosinofilik jernih (intranuclear eosinophilic inclusion bodies1,4,5 .
VZV menyebabkan penyakit varisela dan Herpes Zoster. Kedua penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang berbeda. Pada kontak pertama dengan manusia menyebabkan penyakit varisela atau cacar air, karena itu varisela dikatakan sebagai infeksi akut primer. Penderita dapat sembuh, atau penderita sembuh dengan virus yang menjadi laten (tanpa manifestasi klinis) dalam ganglia sensoris dorsalis, jika kemudian terjadi reaktivasi maka virus akan menyebabkan penyakit Herpes zoster1,3,4 .
2.2 Varisela
2.2.1 Definisi Varisela
Varisela adalah suatu penyakit infeksi akut primer menular, disebabkan oleh Varicella Zooster Virus (VZV), yang menyerang kulit dan mukosa, dan ditandai dengan adanya vesikel-vesikel1 .
8
Gambar 2.1. Varisela pada tubuh anak I
2.2.4 Epidemiologi
Di negara barat kejadian varisela terutama meningkat pada musim dingin dan awal musim semi, sedangkan di Indonesia virus menyerang pada musim peralihan antara musim panas ke musim hujan atau sebaliknya Namun varisela dapat menjadi penyakit musiman jika terjadi penularan dari seorang penderita yang tinggal di populasi padat, ataupun menyebar di dalam satu sekolah2,3 .
Varisela terutama menyerang anak-anak dibawah 10 tahun terbanyak usia 5-9 tahun. Varisela merupakan penyakit yang sangat menular, 75 % anak terjangkit setelah terjadi penularan. Varisela menular melalui sekret saluran pernapasan, percikan ludah, terjadi kontak dengan lesi cairan vesikel, pustula, dan secara transplasental. Individu dengan zoster juga dapat menyebarkan varisela. Masa inkubasi 11-21 hari. Pasien menjadi sangat infektif sekitar 24 – 48 jam sebelum lesi kulit timbul sampai lesi menjadi krusta biasanya sekitar 5 hari1,2,3,5 .
2.2.3 Patogenesis
Setelah VZV masuk melaui saluran pernapasan atas, atau setelah penderita berkontak dengan lesi kulit, selama masa inkubasinya terjadi viremia primer. Infeksi mula-mula terjadi pada selaput lendir saluran pernapasan atas kemudian menyebar dan terjadi viremia primer. Pada Viremia primer ini virus menyebar melalui peredaran darah dan system limfa ke hepar, dan berkumpul dalam monosit/makrofag, disana virus bereplikasi, pada kebanyakan kasus virus dapat mengatasi pertahanan non-spesifik sehingga terjadi viremia sekunder. Pada viremia sekunder virus berkumpul di dalam Limfosit T, kemudian virus menyebar ke kulit dan mukosa dan bereplikasi di epidermis memberi gambaran sesuai dengan lesi varisela. Permulaan bentuk lesi mungkin infeksi dari kaliper endotel pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel dermis, folikel kulit dan glandula sebasea, saat ini timbul demam dan malaise1,2,3 .
2.2.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis varisela terdiri atas 2 stadium yaitu stadium prodormal, stadium erupsi.
  1. Stadium Prodormal
timbul 10-21 hari, setelah masa inkubasi selesai. Individu akan merasakan demam yang tidak terlalu tinggi selama 1-3 hari, mengigil, nyeri kepala anoreksia, dan malaise2,3 .
  1. Stadium erupsi
1-2 hari kemudian timbuh ruam-ruam kulit “ dew drops on rose petals” tersebar pada wajah, leher, kulit kepala dan secara cepat akan terdapat badan dan ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan yang tertutup, jarang pada telapak tangan dan telapak kaki. Penyebarannya bersifat sentrifugal (dari pusat).Total lesi yang ditemukan dapat mencapai 50-500 buah. Makula kemudian berubah menjadi papulla, vesikel, pustula, dan krusta. Erupsi ini disertai rasa gatal. Perubahan ini hanya berlangsung dalam 8-12 jam, sehingga varisella secara khas dalam perjalanan penyakitnya didapatkan bentuk papula, vesikel, dan krusta dalam waktu yang bersamaan, ini disebut polimorf. Vesikel akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam Gambaran vesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak umbilicated, menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat seperti tetesan air mata/embun “tear drops”. Cairan dalam vesikel kecil mula-mula jernih, kemudian vesikel berubah menjadi besar dan keruh akibat sebukan sel radang polimorfonuklear lalu menjadi pustula. Kemudian terjadi absorpsi dari cairan dan lesi mulai mengering dimulai dari bagian tengah dan akhirnya terbentuk krusta. Krusta akan lepas dalam 1-3 minggu tergantung pada dalamnya kelainan kulit. Bekasnya akan membentuk cekungan dangkal berwarna merah muda, dapat terasa nyeri, kemudian berangsur-angsur hilang. Lesi-lesi pada membran mukosa (hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna, saluran kemih, vagina dan konjungtiva) tidak langsung membentuk krusta, vesikel-vesikel akan pecah dan membentuk luka yang terbuka, kemudian sembuh dengan cepat. Karena lesi kulit terbatas terjadi pada jaringan epidermis dan tidak menembus membran basalis, maka penyembuhan kira-kira 7-10 hari terjadi tanpa meninggalkan jaringan parut, walaupun lesi hyper-hipo pigmentasi mungkin menetap sampai beberapa bulan. Penyulit berupa infeksi sekunder dapat terjadi ditandai dengan demam yang berlanjut dengan suhu badan yang tinggi (39-40,5 oC) mungkin akan terbentuk jaringan parut1,2,3 .
Gambar 2.2. Varisela pada tubuh anak II .
Gambar 2.3. Varisela pada mukosa mulut.
Varisela yang menyerang wanita hamil sangat jarang (0,7 tiap 1000 kelamilan). Sekitar 17 % anak yang dilahirkan dari wanita yang mendapat varisela pada 20 minggu pertama kehamilannya akan menderita kelainan bawaan berupa bekas luka dikulit (cutaneous scarr), mikrosefali, berat badan lahir rendah, hipoplasia tungkai, kelumpuhan, atrofi tungkai, kejang, retardasi mental, korioretinitis, mikropthalmia, atrofi kortikal, katarak dan defisit neurologis lainnya. Defisit neurologis yang mengenai system persarafan autonom dapat menimbulkan kelainan kontrol sphingter, obstruksi intestinal, Horner sindrom. Jika wanita hamil mendapatkan varisela dalam waktu 21 hari sebelum ia melahirkan, maka 25 % dari neonatus yang dilahirkan akan memperliharkan gejala varisela kongenital pada waktu dilahirkan sampai berumur 5 hari, biasanya varisela ringan sebab antibodi ibu yang sempat dihantarkan transplasental dalam bentuk IGg spesifik masih ada dalam tubuh neonatus sehingga jarang mengakibatkan kematian. Bila seorang wanita hamil mendapatkan varisela pada 4-5 hari sebelum ia melahirkan, maka neonatusnya akan memperliharkan gejala verisela kongenital pada umur 5-19 hari Disini perjalanan varisela sering berat dan menyebabkan kematian pada 25-30 % karena mereka mendapatkan virus dalam jumlah yang banyak tanpa sempat mendapatkan antibodi yang dikirimkan transplasental. Wanita hamil dengan varisela pneumonia dapat menderita hipoksia dan gagal nafas yang dapat berakibat fatal bagi ibu maupun fetus3,4,7.
Seorang anak yang ibunya mendapat varisella selama masa kehamilan, atau bayi yang terkena varisela selama bulan awal kelahirannya mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita herpes zoster dibawah 2 tahun3,4 .
2.2.5 Komplikasi Varisela
Beberapa komplikasi dapat terjadi pada infeksi varisela, infeksi yang dapat terjadi diantaranya adalah:
  1. Infeksi sekunder dengan bakteri
Infeksi bakteri sekunder biasanya terjadi akibat stafilokokus. Stafilokokus dapat muncul sebagai impetigo, selulitis, fasiitis, erisipelas furunkel, abses,scarlet fever, atau sepsis2,7.
  1. Varisela Pneumonia
Varisela Pneumonia terutama terjadi pada penderita immunokompromis, dan kehamilan. Ditandai dengan panas tinggi, Batuk, sesak napas, takipneu, Ronki basah, sianosis, dan hemoptoe terjadi beberapa hari setelah timbulnya ruam. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran noduler yang radio-opak pada kedua paru1,7
Gambar 2.4. Gambaran Radiologis Varisela Pnemonia.l
  1. Reye sindrom
letargi, mual, muntah menetap, anak tampak bingung dan perubahan sensoris menandakan terjadinya Reye sindrom atau ensefalitis. Reye sindrom terutama terjadi pada pasien yang menggunakan salisilat, sehingga pada varisela penggunaan varisela harus dihindari. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan SGOT, SGPT serta amonia1,2,7 .
  1. Ensefalitis
Komplikasi ini tersering karena adanya gangguan imunitas. Dijumpai 1 pada 1000 kasus varisela dan memberikan gejala ataksia serebelar, biasanya timbul pada hari 3-8 setelah timbulnya ruam. Maguire (1985) melaporkan 1 kasus pada anak berusia 3 tahun dengan komplikasi ensefalitis menunjukkan gejala susah tidur, nafsu makan menurun, hiperaktif, iritabel dan sakit kepala. 19 hari setelah ruam timbul, gerakan korea atetoid lengan dan tungkai. Penderita meninggal setelah 35 hari perawatan1 .
  1. Hemorrargis varisela
terutama disebabkan oleh autoimun trombositopenia, tetapi hemorrargis varisela dapat menyebabkan idiopatik koagulasi intravaskuler diseminata (purpura fulminan)7 .
  1. Hepatitis
  2. Komplikasi lain
Komplikasi yang dapat ditemukan namun jarang terjadi diantaranya adalah neuritis optic, myelitis tranversa, orkitis dan arthritis.
2.3 Herpes Zoster
Herpes Zoster adalah penyakit rekuren yang terjadi karena terjadinya reaktivasi VZV yang tadinya laten di ganglion sensoris dorsalis kemudian bereplikasi dan menyebar melalui persyarafan ke kulit.
2.3.1 Epidemiologi Herpes Zoster
Peningkatan insidensi terjadinya zoster berhubungan dengan umur. Reaktivasi ini dipercaya akibat imunitas tubuh individu yang menurun terhadap VZV yang laten. Perbedaan ras juga mempengaruhi, insidensi Zoster pada ras Afrika-Amerika hanya setengah dari yang dilaporkan terjadi pada ras kulit putih. Anak-anak dengan degenerasi maligna (limfoma, akut limfositik leukemia) dan AIDS memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan zoster3 .
2.3.2 Patogenesis Herpes Zoster
Jika virus tidak sepenuhnya dapat dihilangkan saat viremia selesai, selanjutnya virus menjadi laten dan diam untuk beberapa waktu di ganglion sensoris dorsalis. Antigen spesifik Limfosit T dipercaya sebagai penyebab utama virus sehingga menjadi laten. Immunosupresi atau penurunan kekebalan alami sel T limfosit menyebabkan terjadinya mekanisme yang memungkinkan reaktivasi virus dan rekurensi sehingga virus bermanifestasi sebagai penyakit yang disebut zoster3 .
2.3.2 Manifestasi Klinis Herpes Zoster
Zoster tampak sebagai proses unilateral melibatkan satu sampai tiga dermatom yang berdekatan. Beberapa lesi yang mungkin terdapat agak jauh dari dermaton yang terkena dapat juga terlihat. Dermatom torakal adalah yang paling sering terkena, disusul oleh nervus cranial dan daerah lombosakral. Lesi pertama kali muncul sebagai eritema, yang kemudian berubah menjadi sekumpulan vesikel. Nyeri dan parestesi pada dermatom yang terkena mendahului timbulnya vesikel. Erupsi terjadi sekitar 3-5 hari kemudian mengering dan menjadi krusta dalam 2 minggu. Nyeri preerupsi torakal dapat disalah artikan sebagai angina pectoris. 3,5 .
Gambar 2.5. Penyebaran Lesi pada Herpes Zoster Secara Dermatomal8 .
2.3.3 Komplikasi Herpes Zoster
Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya adalah infeksi sekunder oleh bakteri biasanya disebabkan oleh kokus gram positif, paralysis nervus motorik atau kranialis, ensefalitis biasanya menyebabkan kejang dan gejala kelainan serebelar, keratitis, disseminata pada pasien immunokompromis, dan post herpetik neuralgia. Post herpetik neuralgia ini menyebabkan nyeri berat persisten pada dermatom yang terkena setelah lesi kulit menghilang7,5 .
2.3.4 Terapi
Pada anak sehat, varisela biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri. Lotio calamine dapat diberikan pada lesi kulit lokal, dan untuk menghilangkan gatal diberikan antihistamin. Penggunaan kortikosteriod tidak dianjurkan. Penggunaan salisilat sebaiknya dihindari karena berhubungan dengan komplikasi Sindroma Reye. Karena VZV dapat menyebabkan kerusakan langsung pada pembuluh darah, maka pada varisela fulminan saat vesikel baru timbul, sebaiknya dapat diberikan obat anti virus. Kuku sebaiknya dipotong dan dibersihkan agar tidak terjadi infeksi sekunder saat anak menggaruk lesi karena merasa gatal. Jika terjadi infeksi sekunder, antibiotik dapat diberikan. Pada pasien dengan penyulit neurologis seperti ataksia serebelar, ensefalitis, meningoensefalitis, dan mielitis dapat diberikan obat anti virus. Jika terjadi perdarahan, dapat diatasi sesuai dengan hasil pemeriksaan sistem pembekuan dan pemeriksaan sumsum tulang2 .
Pasien dengan immunodefisiensi seperti pada leukemia, keganasan, bayi baru lahir, penyakit kolagen, sindrom nefrotik, dan penderita dengan immunosupresan oleh obat-obat sitostatik atau kortikosteroid, radioterapi mendapatkan obat antivirus secepat mungkin2 .
Obat anti VZV yang lazim diberikan adalah asiklovir, baik untuk mengobati varisela maupun herpes zoster. Asiklovir yang diberikan 1-2 hari setelah timbulnya ruam terbukti dapat berguna untuk menurunkan panas dan menghambat timbulnya lesi varisela. Pada pasien dengan immunosupresi, asiklovir telah menunjukaan efisiensi dalam menurunkan kejadian diseminata. Terapi dengan asiklovir harus dimulai pada 3 hari setelah onset zoster. VZ terlihat kurang suseptibel dengan pengobatan asiklovir. Pada pasien dengan Herpes Zoster dengan komplikasi post herpetic neuralgia, asiklovir hanya sedikit memiliki efek. Pemberian asiklovir tdak dianjurkan untuk anak-anak berusia dibawah 12 tahun, Dosis asiklovir yang umum diberikan adalah 500 mg/m2, i.v, setiap 8 jam selama 5 hari. Dosis parenteral ini terutama diberikan pada anak immunokompromis yang terkena herpes zoster. Asiklovir oral dengan dosis 80 mg.KbBB/hari dibagi dalam 4 dosis, terbaik digunakan 1-2 hari sebelum timbulnya ruam kulit. Asiklovir oral umumnya digunakan untuk anak-anak dengan status imun yang baik. Selain itu Valacylovir 500 mg setiap 8 jam dan Famciclovir 1 gr/hr dalam 3 dosis termasuk golongan antiviral yang lebih baik absorpsinya5,7 .
2.4 Pencegahan
  1. Vaksinasi
Vaksin varisela dapat juga berguna untuk pencegahan jika diberikan 3-5 hari setelah kontak. vaksin varisela semula berasal dari virus hidup yang telah dilemahkan (live attenuated). mengingat harga vaksin varisela yang cukup mahal, sehingga cakupan imunisasinya belum cukup luas, dan daya perlindungan vaksin hanya selama 10-12 tahun, maka bila vaksin diberikan pada anak dengan usia kurang dari 12 tahun dapat mengubah epidemiologi penyakit, sehingga saat dewasa anak yang telah divaksinasi ini akan menderita varisela, ini menyebabkan bertambahnya jumlah orang dewasa yang menderita varisela. Karena varisela pada ibu hamil cenderung menjadi berat dan beresiko terhadap anaknya maka imunisasi varisela dianjurkan untuk diberikan saat anak berusia 12 tahun.
Di negara barat vaksinasi varisela diberikan pada usia 1-1,5 tahun, atau pada umur berapapun jika mereka belum pernah menderita varisela. Orang-orang yang tidak mendapatkan vaksin sampai usia 13 tahun akan mendapatkan vaksinasi sebayak 2 dosis, dengan selang waktu 4-8 minggu8.
Orang-orang yang tidak direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi varisela adalah:
· Jika mereka memiliki riwayat alergi terhadap gelatin, neomisin, riwayat terjadinya reaksi terhadap vaksinasi varisela.
· Orang-orang yang sedang sakit sedang sampai berat harus menunda vaksinasi varisela sampai mereka sembuh
· Wanita hamil harus menunggu untuk vaksinasi varisela sampai mereka melahirkan. Wanita yang baru saja melaksanakan vaksinasi sebaiknya menunggu sampai 1 bulan sebelum terjadinya kehamilan.
· Beberapa orang harus memeriksakan diri ke dokter mengenai rencana vaksinasi varisela yang ingin dilakukan, orang-orang ini diantaranya adalah;
- Orang yang terkena virus HIV/IDS, atau penyakit lain yang mempengaruhi status imunitasnya.
- Orang-orang yang sedang mendapatkan terapi obat-obatan yang mempengatuhi status imunitasnya, seperti steroid selama 2 minggu
- orang yang menderita kanker
- orang-orang yang sedang diterapi dengan sinar-x atau obat sitostatik
- Orang-orang yang baru saja menerima transfusi darah, atau produk-produk darah lain8 .
Gambar 2.6. Perkiraan Cakupan Imunisasi Varisela-Zoster di AS bulan
Agustus 1996- November 19988 .
Vaksinasi varisela memiliki efek samping diantaranya adalah :
1. Ringan
- Nyeri, bengkak saat vaksinasi dilakukan (1:5)
- Demam (1:10)
- Ruam ringan yang menetap sampai 1 bulan setelah vaksinasi (1:20). Pasien ini dapat menularkan varisela pada orang-orang yang dekat dengannya, namun hal ini jarang terjadi.
2. Sedang
- Nyeri, dan bengkak pada tempat dimana vaksin disuntikkan (karena anak bergerak atau terkejut) yang disebabkan oleh panas (1:1000)
3. Berat
- Pneumonia (sangat jarang).
- Reaksi serebral8 .
Umumnya reaksi allergi terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa jam setelah penyuntikan. Rekasi allergi ini seperti tanda-tanda sulit sesak napas, serak, mengi, takikardi, pusing kepala, pucat atau radang tenggorokan, panas tinggi, dan perubahan perilaku8 .
2. Asiklovir sebagai postexposure prophylaxis sangat efektif jika diberikan 8-9 hari setelah kontak selama 7 hari. vaksinasi varisela sebaiknya diberikan sebagai imunisasi wajib pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi untuk terkena varisela.
3. VZIG (Varicella-Zoster Immune Globulin), sebaiknya dipertimbangkan untuk diberikan pada pasien yang beresiko tinggi untuk terkena, dan pada pasien yang jika terkena akan menderita penyakit yang lebih berat. Termasuk didalamnya anak-anak dengan immunokompromis, wanita hamil yang belum pernah terkena varisela, bayi-bayi baru lahir dari ibu yang terkena varisela kurang dari 5 hari sebelum kelahirannya sampai 2 hari setelah kelahirannya, bayi prematur berusia lebih dari 28 minggu dari ibu tanpa riwayat varisela, atau bayi kurang dari 28 minggu dengan riwayat ibu selama kehamilan memiliki kontak erat dengan penderita varisela atau zoster. Yang termasuk kontak erat dengan penderita varisela misalnya jika ibu tersebut tinggal serumah, sekamar di rumah sakit. Immunoglobulin dosis tinggi dianjurkan pada 3-4 hari setelah kontak. Saat infeksi telah terjadi, penggunaan immunoglobulin ini tidak terbukti dapat mencegah memburuknya penyakit atau disseminata. Immunoglobulin tidak bermanfaat digunakan sebagai terapi ataupun pencegahan rekurensi. Dosis VZIG 0-10 kg=125 IU, 10-20 kg=250 IU, 20-30 kg=375 IU, 30-40 kg=500 IU, > 40 k5=625 IU. Secara individual, VZIG ini tidak terbukti dapat benar-benar mencegah terjadinya penyakit, namun VZIG ini dapat memperpanjang masa inkubasi 28 hari menjadi 35 hari3,5,7.
2.5 Prognosis
Pada anak-anak sehat, prognosis varisela lebih baik dibandingkan orang dewasa. Pada neonatus dan anak yang menderita leukemia, imunodefisiensi, sering menimbulkan komplikasi sehingga angka kematian meningkat.
Pada neonatus kematian umumnya disebabkan karena gagal napas akut, sedangkan pada anak dengan degenerasi maligna dan immunodefisiensi tanpa vaksinasi atau pengobatan antivirus, kematian biasanya disebabkan oleh komplikasinya. Komplikasi tersering yang menyebabkan kematian adalah pneumonia dan ensefalitis1 .
BAB III
KESIMPULAN
Varisela dan Herpes Zoster adalah dua penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang berbeda, namun keduanya disebabkan oleh virus yang sama yaitu VZV (Varicella Zoster Virus).
Varisela merupakan penyakit yang sering menyerang anak usia 5-9 tahun. Kasus varisela meningkat pada musim peralihan dari musim panas ke musim hujan atau sebaliknya. Namun kasus ini dapat menjadi penyakit musiman jika terjadi penularan dari seorang penderita yang tinggal di populasi padat. Varisela pada anak akan menimbulkan manifestasi klinis yang lebih ringan dibandingkan pada orang dewasa. Pada anak sehat varisela biasanya ringan, namun pada anak dengan sistem imun yang menurun karena degenerasi maligna, immunodefisiensi, ataupun pada anak dengan pengobatan immunosupresan, kasus varisela dapat menjadi berat akibat timbulnya komplikasi sampai menyababkan kematian
Herpes Zoster adalah penyakit yang terjadi akibat reaktivasi virus yang tidak sepenuhnya dapat dihilangkan saat viremia selesat. Virus yang diam di dalam ganglia dorsalis ini akan aktif saat terjadi penurunan kekebalan alami ataupun saat pasien mendapat terapi dengan obat immunosupresif.
Pada anak sehat, varisela biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri, pengobatan simptomatik dapat diberikan untuk menghilangkan gatal. Antibiotik dapat diberikan jika terjadi infeksi sekunder. Antivirus sebaiknya diberikan secepat mungkin pada orang dengan immunodefisiensi seperti leukemia, keganasan, bayi baru lahir, penyakit kolagen, sindrom nefrotik, dan penderita dengan immunosupresan oleh obat-obat sitostatik atau koetikosteroid, radioterapi. Antivirus yang biasa dipergunakan adalah asiklovir, Valacylovir, Famciclovir .
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan Vaksinasi virus yang telah dilemahkan, menggunakan VZIG (Varisela Zoster Immunoglobulin), ataupun menggunakan obat anti virus.

Selasa, 19 Maret 2013

Tips Memilih Jilbab Sesuai Warna Kulit




Sebagai seorang Muslimah yang mengenakan jilbab atau kerudung setiap harinya. Agar tampil lebih cantik pemilihan harus disesuaikan dengan busana yang Anda kenakan. Pemilihan warna jilbab juga ikut menunjang penampilan anda agar lebih fashionable. Warna jilbab yang salah bisa membuat wajah jadi terlihat kusam dan tak segar. Simak tipsnya ya:

Warna Kulit Putih
Pilihan yang tepat untuk Anda yang berkulit putih adalah jilbab berwarna gelap dan terang. Warna kulit yang putih akan terlihat semakin cerah apabila dipadankan dengan warna hitam, biru, abu-abu, ungu, dan merah. Hindari warna-warna yang cenderung pastel, putih, beige dan kuning karena warna-warna tersebut dapat membuat wajah Anda terlihat tampak pucat.

Warna Kulit Kuning Langsat
Bagi yang memiliki kulit kuning langsat, maka sebaiknya memilih jilbab yang berwarna merah, pink, dan biru. Sebaiknya hindari warna-warna bernuansa emas seperti karamel, coklat dan orange.

Kulit Sawo Matang
Untuk yang memiliki kulit sawo matang, warna jilbab yang tepat buat Anda adalah Warna pastel, gading, biru tua, maroon, ungu dan hitam. Sebaiknya hindari warna merah, kuning, hijau tua, oliv dan cokelat tua.

Warna Kulit Gelap 
Warna-warna yang lembut membuat kulit Anda tampak lebih cerah. Kenakanlah jilbab yang berwarna yang netral seperti pastel, dan lavender. Sebaiknya hindari penggunaan warna-warna coklat, hitam dan oranye karena akan membuat wajah Anda tampak lebih gelap. Begitu pula dengan warna-warna cerah seperti kuning, hijau tua, merah bata.

Sesuaikan pilihan warna dengan busana
Satu hal lagi yang paling penting dalam memilih warna jilbab yang sesuai dengan warna kulit Anda adalah menyesuaikan dengan warna busana yang Anda kenakan. Jangan sampai warna-warna yang telah Anda pilih untuk dikenakan ini malah tidak sesuai dengan padu padan busana muslim Anda.


Semoga Anda dapat terlihat lebih cantik dan menawan dalam berbusana muslim untuk kegiatan sehari-hari.

Jenis Bahan Untuk Hijab



Banyak yang sering bertanya bahan kerudung apa yang bagus untuk mengkreasikan jilbab?.Saat ini banyak tersedia model jilbab yang cantik dan elegan, namun kita juga harus tau bahan apa yang digunakan untuk kerudung tersebut. Padahal beda jenis kerudung itu sangat berperan dalam menunjang penampilan kita loh dalam mengkreasikan tampilan jilbab.Ada baiknya kita belajar dulu soal jenis bahan kerudung untuk hijab beserta karakteristiknya


Yuk kita sama sama belajar mengenal aneka jenis jenis bahan kerudung untuk jilbab beserta dengan kelebihan dan kekurangannya.

Hijab bahan katun

Kelebihan : Nyaman dipakai, bisa dipakai sehari-hari, Perawatan kerudung berbahan dasar katun ini juga sangat mudah.

Kekurangan : Kerudung yang terbuat dari bahan katun ini Nggak bisa dibentuk menjadi aneka kreasi karena bahannya agak tebal

Hijab Pashmina

Kelebihan : Hangat bila dipakai dan terkesan etnik dan perawatannya mudah.

Kekurangan : Nggak bisa dipakai sehari-hari, gerah bila dipakai karena bahannya terlalu tebal, dan nggak cocok untuk ke pesta.

Hijab Sutra

Kelebihan : Nyaman dipakai dan tidak panas, lalu mudah dibentuk aneka kreasi karena teksturnya lembut, bisa dipakai sehari-hari, bahan nya yang cantik juga cocok dipakai saat acara pesta.

Kekurangan : Kerudung berbahan sutra ini Mudah kusut, kadang-kadang luntur, perawatannya juga harus ekstra hati-hati biar awet.

Hijab Polyester

Kelebihan : Tidak mudah kusut, bisa dipakai sehari-hari maupun pesta, dan perawatannya mudah.

Kekurangannya : Panas dan gerah bila dipakai saat cuaca panas , kadang-kadang juga membuat kita sulit mendengar karena teksturnya cenderung kaku selain itu kerudung polyester ini juga agak sulit dikreasikan karena teksturnya cenderung kaku.

Hijab Rayon

Kelebihan : Adem bila dipakai, terkesan casual, bisa dipakai sehari-hari.

Kekurangan : Mudah kusut, kadang-kadang luntur, dan cepat menimbulkan aroma yang kurang sedap karena mudah menyerap keringat. Lebih baik jangan gunakan kerudung berbahan rayon untuk pergi ke pantai atau saat membawa anak anak.

Hijab Bahan Kaos

Kaos lebih cepat mulur setelah berulang kali dicuci namun kaos termasuk salah satu bahan yang nyaman dipakai untuk membuat bergo. Dibandingkan dengan lycra dan spandex. Kerudung bahan lycra atau spandex

Selain nyaman digunakan,bahan ini perawatannya cukup mudah. Hanya dengan mencuci biasa dan keringkan dibawah matahari. Bahan ini tidak panas digunakan dan lentur sekali. Kadang ada yang memiliki efek kilap ada juga yang tidak.

Hijab Bahan Voile

Bahan yang lembut dan halus sehingga cukup nyaman digunakan pada siang hari, tapi pada bagian leher agak sulit dibentuk karena seratnya yang tidak lentur seperti lycra dan kaos.

Hijab Bahan Chiffon

Banyak bergo yang berbahan chiffon. Baik chiffon two tone ataupun chiffon crepe. Meskipun agak panas, tapi bergo chiffon dapat dijadikan alternative buat acara yang lebih semi formal. Bila memilih bergo chiffon ini lebih baik sesuaikan dengan bahan busana.

Rabu, 23 Januari 2013

Durian, Sang Raja Buah dengan Segudang Manfaat Sehat


“Smells like hell, but tastes like heaven..”
Itulah ungkapan singkat yang dilontarkan seorang turis asing setelah mencicipi buah durian asli Indonesia. Di Indonesia sendiri tidak sedikit yang menutup hidung dari aroma khas buah durian. Namun tak sedikit pula yang ketagihan setelah mencicipi ke’dahsyat’an rasanya.

Pohon durian merupakan tanaman liar yang berasal dari hutan Sumatra, kalimantan, dan Malaysia. Nama durian sendiri diambil dari karakteristik buahnya yang memiliki kulit rapat berduri dengan nama latin Durio zibenthinus Murr
Soal rasa, tidak ada yang bisa ‘mangkir’ dari kelezatan buah berduri yang satu ini.

Bahkan seorang naturalis bernama Alfred Russel Wallace mengatakan bahwa durian adalah buah yang mirip puding dan diperkaya dengan rasa almond, kadang-kadang seperti es krim rasa keju, bercampur saus bawang, anggur, dan bermacam rasa yang unik.

Kandungan Gizi Durian

Selain mendapat julukan ‘The King of Fruit’ durian juga mendapatkan julukan sebagai buah ‘bintang lima’ karena kandungan gizinya yang lengkap dibanding buah yang lain. Di antara kandungan nutrisi yang penting tersebut adalah vitamin B, vitamin C, zat besi, kalium, magnesium, fosfor, seng, thiamin, riblofavin, omega 3 dan 6. Selain itu durian juga banyak mengandung phytonurient, polyphenol, phytosterol, antioksidan, organosulfur, dan tryptophan. Disamping itu juga ada zat gizi utama seperti karbohidrat, lemak tak jenuh, dan protein.
Menurut tim peneliti dari Ohio State University, phytonutrient yang terkandung dalam buah durian diklaim mampu mematikan zat penyebab kanker, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah kanker, diabetes, serta penyakit jantung.
Durian juga diperkaya dengan polifenol dan antioksidan seperti vitamin C. Kandungan vitamin C pada buah durian bisa mencapai 200 mg/100 gr daging buah. Angka tersebut merupakan nilai tertinggi kandungan vitamin C pada buah.

Department of Pharmacology & Toxicology, School of Medicine, State University of New York di Buffalo juga memberikan catatan penting tentang kandungan durian. Berdasarkan hasil riset mereka, kandungan zat phytosterol dalam durian berguna antara lain untuk memperbaiki reaksi anti tumor pada tubuh, memperbaiki daya tahan tubuh terhadap serangan kanker, dan membantu menghambat pertumbuhan tumor.

Manfaat Kesehatan Buah Durian

Selain rasa memiliki rasa yang nikmat dan kandungan nutrisi yang begitu lengkap, buah durian juga memiliki berbagai manfaat kesehatan yang tak kalah pentingnya, seperti:
Mencegah Penuaan Dini
Vitamin C yang terkandung dalam durian merupakan bahan baku pembuatan kolagen. Seperti kita ketahui bahwa kolagen adalah faktor penting dalam menjaga keremajaan kulit. Tak hanya itu, kolagen juga berperan penting dalam menjaga kesehatan pembuluh darah, tulang tendon, dan ligamen.

Mencegah Depresi
Kandungan vitamin B6 yang terdapat dalam buah durian juga dapat membantu memproduksi hormon serotonin. Hormon penting yang membuat suasana hati Anda menjadi lebih baik sehingga mencegah Anda dari risiko stres dan depresi.

Meningkatkan Kemampuan Otak
Sebuah studi yang dilakukan di Twickenham, London, Inggris, menyebutkan bahwa 200 pelajar diminta untuk mengonsumsi buah durian dalam jumlah cukup pada saat sarapan, istirahat, dan makan siang. Hasilnya, lebih dari 80 persen siswa mengalami peningkatan kemampuan otak dalam menyerap pelajaran dan lebih berkonsentrasi terhadap pelajaran yang diberikan.

Obat Tidur Alami
Bagi Anda yang susah tidur dan jarang mendapatkan tidur berkualitas, mungkin mengonsumsi durian bisa menjadi solusi alternatif yang tepat. Kandungan amino triptofan dalam durian dapat meringankan kecemasan, insomnia, dan menciptakan perasaan euforia dengan cara meningkatkan kadar serotonin pada otak. Serotonin merupakan zat penting untuk mengatur siklus tidur yang bekerja sama dengan zat lain yakni melatonin.

Lantas bagaimana dengan rumor yang beredar bahwa durian dapat membahayakan kesehatan?
Buah durian dapat mengganggu kesehatan jika Anda mengonsumsinya secara berlebihan. Bahkan bisa mengakibatkan kematian jika Anda mengonsumsinya bersama dengan minuman beralkohol. Agar buah durian dapat dirasakan manfaat sehatnya, cukup konsumsi 100-200 gr saja sekali makan.
So, mengapa musti takut mengonsumsi durian? (dan)