Gaya dandanan calon pengantin wanita disebut “ Model Encik
Semarangan “ , yaitu istilah yang berasal dari perpaduan antara Cina dan Arab. Adapun
kelengkapan pengantin wanita adalah, memakai alas kaki selop tertutup hitam
bludru bersulam mote dengan mengenakan kaos kaki, kaki songket, kebaya bludru
hitam bersulam mote model Kraag Shanghai memakai sarung tangan.
Perhiasan yang dipakai : Cincin, Gelang, Kalung Krekang,
Subang dan dibagian Kraag-Shanghai memakai kancing yang terbuat dari Emas, dan
lengan pakai Klad-Bahu. Untuk pengantin “ Semarangan”, di bagian dahi dihiasi
dengan beberapa perhiasan yang namanya “ pilis” yaitu : Pilis emas dengan
permata, Pilis hitam yang terbuat dari Bludru dengan payet dan Pilis perak.
Yang atas sendiri “ Kroon “ sehingga kelihatan bedanya
dengan pengantin yang lain. Pada bagian kanan kiri atas telinga memakai Sumping
dari Emas Permata.
Salah satu ciri dandanan adalah penggunaan sorban oleh
pengantin laki-laki serta lima cundhuk mentul oleh pengantin perempuan. ”Itu dari
pengaruh Arab. Cundhuk mentul yang berjumlah lima menyimbolkan shalat lima
waktu. Dalam tata rias pengantin khas Semarangan memiliki nilai filosofi yang
mencerminkan kemajemukan budaya yang membentuk warga Semarang. Dua unsur yang
mencirikan khas tersebut yakni pilis dan endog remek, di mana menonjolkan dua
unsur budaya Arab dan Tiongkok.
Untuk sanggulnya biasa memakai sisir kecil. Kembang konde
diambil dari Daun Pandan, Sisir besar,Cunduk-Mentul sebanyak kurang lebih 24
buah.
Sementara endog remek merupakan aksesori berupa gulungan
memanjang bunga melati dan cempaka kuning yang terletak di sisi telinga atau
mata kanan dan kiri wanita.